Rabu, 01 Desember 2010

tugas etika profesi akunt 2

1. contoh penerapan moral dalam bisnis
- dalam berbisnis orang tidak ingin berbuat curang dalam mengembangkan bisnisnya
- saling menghargai budaya dan agama dalam dunia bisnis tidak membedakan agama yang dianut
-tidak membentuk suatu peraturan yang mebuat pihak-pihak tertentu merasa tertekan

2. - pengendalian diri
       penerapannya tidak melakukan hal-hal menyimpang dalam dunia bisnis, tidak melakukan kecurangan seperti kolusi,korupsi,nepotisme.
    - pengembangann tanggung jawab sosial
      pelaku bisnis sadar akan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. dari keuntungan bisnis yang didapat tidak ada salahnya menyumbangkan sedikit dari keuntungan yang didapat.
    - menciptakan persaingan sehat
      dalam dunia bisnis memang dibutuhkan persaingan secara sehat tidak mematikan yang lemah sehingga sama-sama pelaku bisnis dapat menjalankan bisnisnya dengan baik
    - mampu menyatakan yang benar itu benar
       dalam pelaku bisnis kemungkinan banyak sekali melakukan penyimpangan-penyimpangan apalagi segala cara untuk mendapatkan uang.kalau ada yang menyimpang sebaiknya dibicarakan secara jujurr dan benar adanya.

3. kredibilitas ----> kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama persidangan. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan.


profesionalisme ----> sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya ter dapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.


kualitas jasa ----> Dalam pemasaran, produk mempunyai arti yang luas, yaitu suatu kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Produk yang berwujud biasa disebut barang (goods) dan produk yang tidak berwujud biasa disebut jasa (service). Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong (1993:494) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. 


kepercayaan ----> suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.

Senin, 08 November 2010

tugas softskills etika dan etiket


1. PENGERTIAN ETIKA (MIN 2)

a. Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
b.  nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
c. kumpulan asas atau nilai moral.
d. ilmu tentang yang baik atau buruk. 



2. CONTOH ETIKA DAN PENERAPANNYA DALAM MASYARAKAT (MIN 5)
a. Menghormati antar umat beragama,
b. menghargai norma-norma yang berlaku dimasyarakat,

c. menghargai adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat,

d. menerima segala peraturan yang ada dalam masyarakat tertentu,

e. membangun bersama masyarakat yang bermoral.


3. CONTOH ETIKET DAN PENERAPANNYA DALAM MASYARAKAT (MIN 5)

  1. Saling menghargai dan menyapa tetangga sekitar lingkungan rumah,
  2. menghadiri undangan yg diadakan dalam rukun tetangga atau rukun warga,
  3. menghormati sama orang yang lebih tua,
  4. menghargai perbedaan yang ad dalam masyarakat,
  5. melakukan hal positif dalam bergaul di masyarakat.


4. FILSAFAT HEDONISME

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya 1x, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham ini lah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,”Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati.

Pengajaran atau konsep moral dari Hedonisme adalah menyamakan kebaikan dengan kesenangan.Jadi semua kesenangan dan kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan. Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang paling hakiki bagi manusia.Pandangan hidup seperti inilah yang sekarang ini banyak dan hampir semua umat manusia meng-amininya dan menjadikannya sebagai tolok ukur dalam gaya hidup. Teori ini juga cenderung mengajarkan, bahwa untuk mendapat kesenangan dan kenikmatan dan kebahagiaan, tidak perlu menunggu di surga, karena pada dasarnya, mereka tidak mempercayai adanya kebahagiaan di surga, dan kalimat yang sering diucapkan oleh para hedonis:” kita tidak perlu pergi kesurga untuk mengalami kebahagiaan, karena di dunia ini, kenikmatan dan kebahagiaan serta kesenangan telah tersedia dan dapat kita miliki !!!”

Salah satu ideologi itu bernama hedonisme (paham mengenai kesenangan), yang pada awalnya merupakan sebuah konsep filsafat etika. Kita bisa menyaksikan bahwa saat ini kebanyakan Muslim terutama para remajanya berbondong-bondong digiring untuk menjalani kehidupan yang berpangkal pada pencarian kesenangan semata, salah satunya berwujud dunia entertaintment. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI, edisi ketiga, 2001). Secara general, hedonisme bermakna, kesenangan merupakan satu-satunya manfaat atau kebaikan. Dengan demikian hedonisme bisa didefinisikan sebagai sebuah doktrin (filsafat etika) yang berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau hasrat terhadap kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.Bagi Epicurus, kesenangan yang paling tinggi adalah tranquility (kesejahteraan dan bebas dari rasa takut) yang hanya bisa diperoleh dari ilmu pengetahuan (knowledge), persahabatan (friendship) dan hidup sederhana (virtuous and temperate life). Ia juga mengakui adanya perasaan-perasaan akan kesenangan sederhana (enjoyment of simple pleasures), namun Epicurus mengartikan kesenangan sebagai sesuatu yang harus jauh dari hasrat-hasrat jasmaniah (bodily desires), semisal seks dan hawa nafsu.